Kesaksian Pdt. Muhammad Riza Solihin (Kerusuhan di Sampit)

Seperti biasa, setiap Hari Rabu malam Ada KKR di gereja dan tadi malam
kesaksiannya dahsyat…. Kotbahnyapun luar biasa (Pdt. Mohammad Riza
Solihin). Tapi aku mau cerita yang bersaksi aja, nama ‘after re-born’ nya
adalah Yehezkiel Immanuel (nama aslinya N. Arifin).

Bpk. Yehezkiel ini (sekitar usia 30th an) asli Madura, alias Madura asli
beristrikan seorang turunan Dayak asli. Beliau memulai ceritanya bahwa dari
lahir adalah keturunan ‘sepupu’, usia17 thn masuk sekolah ‘teologianya
sepupu’, sewaktu dewasa hijrah ke Sampit, Kalimantan. Di sana kerjanya
adalah “ngerjain” orang-orang Kristen yang amat ia dan kelompoknya benci.
Setiap hari Minggu mereka sengaja mengangkat penutup ‘pengontrol got’ supaya
orang2 Kristen yang mau ke gereja yang melewati trotoar terjebak jatuh ke
dalam got !

Tidak sedikit korban yang keseleo dan luka. Hampir setiap subuh ia
mengantongi batu-batu khusus melempari gereja-gereja, pokoknya benci banget
dah !

Bpk. Yehezkiel ini kemudian berkenalan dengan seorang perempuan asli suku
Dayak di sana, yang mana sama sekali tidak memakai atribut Kristiani
sehingga ia tidak tahu kalau wanita ini orang Kristen. Namun setelah wanita
ini mengaku jatuh hati padanya, dan ketahuan bahwa ia seorang
nasrani tentulah ditolak mentah-mentah. Tapi karena sang wanita berjanji mau
pindah kepercayaan dan bersedia menikah secara hukum agamanya, maka
merekapun singkatnya menikah. Ternyata sang istri sesudah menikah tetap
berdoa dengan cara ‘lama’, bukannya belajar Al Quran, melainkan terus
membaca kitab sucinya sendiri.

Pertikaian sering terjadi, dan Bpk.Yehezkiel ini tidak tanggung-tanggung,
bukan menampar saja, melainkan amarahnya bisa sampai memukul, menganiaya
bahkan menginjak istrinya! Sudahpun demikian, sang istri hanya berkata,
“dibunuhpun saya tidak apa-apa, asal jangan engkau suruh saya menyembah
Tuhanmu, dan jangan bakar Alkitab saya ini. Saya sudah siap membayar harga
sejak saya menikah denganmu.” Istrinya tetap mendoakan dia.

Suatu kali (th ’99-2000) terjadi kerusuhan besar di Sampit, dimana orang
Dayak membantai orang- orang Madura, memenggal kepala mereka dan memakan
daging mereka! Bpk. Yehezkiel sangatlah ketakutan! Betapa tidak, orang Dayak
yang memiliki kuasa gelap ini bisa “mencium” bau orang Madura dari jarak 500
meter !

Beliaupun meminta tolong istrinya bagaimana caranya melindungi dia. Istrinya
berkali-kali menjawab, “Saya tidak bisa melindungimu. Yang bisa menolong
kamu adalah Tuhan Yesus, IA Tuhan yang hidup, yang menolong anak-anakNya
tepat pada waktunya. Tidak ada yang mustahil bagi DIA, jadi minta tolonglah
padaNya.”

Tentu saja Bpk. Yehezkiel jadi marah, “ngapain minta tolong sama Tuhanmu
yang gondrong, Tuhannya orang barat!”. Tapi ketika ketakutan menghantuinya
kembali dia minta tolong istrinya, “kan kamu orang Dayak, gimanalah caranya
ngomong sama mereka! Kalau aku mati, gimana?” Istrinya berkata, “kalau kamu
mati, ya kehendak Tuhan… Hanya Tuhan Yesus yang bisa menolong kamu, bukan
saya.”

Karena buntu, ia pun terpaksa memutuskan ikut ke pengungsian, tetapi istri
tidak bersedia ikut, anak mereka waktu itu baru beberapa bulan usianya.

Karena truk sudah datang, istrinya membawakan beliau sebuah tas kecil,
sambil berpesan, “semua yang kamu perlukan Ada dalam tas itu.” Bpk.Yehezkiel
tidak sempat membuka apa isinya, pokoknya dia percaya saja, lalu naik ke
truk dan duduk paling pojok, penuh dengan rasa takut. Truk tersebut dikawal
oleh 4 orang tentara, di dalamnya ada sekitar 20 orang.

Tiba2 di tengah jalan mereka bertemu dengan segerombolan orang Dayak yang
jumlahnya hampir seratus, berteriak agar diserahkan orang-orang Madura yang
di dalam truk.

Merasa bertanggung jawab, seorang tentara berkata, “tidak bisa! Langkahi
dulu kami!” Tentara tersebut menembak, tetapi sebuah ‘sumpit beracun’
menghujam dadanya, tentara itu tewas seketika!

Teman-temannya berlari dan meninggalkan ke 20 orang Madura di
dalamnya.Wah, mereka tentu takut setengah mati! Semua sembahyang dan
komat-kamit, hanya Bpk.Yehezkiel yang ‘kelu’, ketakutan menyergap dia
sehingga tidak tahu harus berbuat apa. Tiba-tiba seorang ibu muda berdiri,
sambil membopong bayinya, mungkin bermaksud meminta belas kasihan… namun
hanya dalam hitungan detik, kepalanya sudah jatuh ke tanah, dengan darah
yang tersembur dari batang leher yang putus! Suaminya reflek berdiri
menangkap bayinya, segera sebuah tombak menembus perutnya !

Saat itulah, Bpk. Yehezkiel “coba- coba” (siapa tahu benar kata istrinya)
berseru dalam hati, “Tuhannya istriku… Kalau benar Engkau Tuhan yang hidup
dan tidak ada yang mustahil bagiMu, maka permintaanku sangatlah mustahil:
aku ingin selamat! Dan kalau aku selamat maka seumur hidupku sampai
selama-lamanya aku akan menyembah Engkau.”

Dalam sekejap, ia merasakan ada sesuatu yang membungkus tubuhnya. Segera
satu persatu orang-orang dalam truk itu dibantai, Dan iapun harus berdiri…
tetapi aneh sekali, sekian banyak orang Dayak itu tidak ada yang melihatnya
!

Ia berjalan di antara orang-orang Dayak dengan penuh keheranan, lalu berlari
terus menuju sungai yang di pinggir jalan. Di belakangnya ia melihat 3 orang
mengejar, ia kira mengejar dirinya, ternyata… mereka ‘membaui’ ada orang
Madura yang bersembunyi dalam sungai, orang itupun mati ditombak! Tetapi
tetap saja mereka tidak melihat dan ‘membaui’ Bpk.Yehezkiel yang ada di
seberang sungai yang sama… sesuatu yang “mustahil” sudah Tuhan lakukan.
Apa yang ia harus lakukan sekarang ?

Sesudah peristiwa itu berakhir, ia kembali ke jalan raya dan berdoa (kali
ini bersuara). “Tuhannya istriku, kamp penampungan masih 8.5 km dari sini,
saya tidak tahu harus bagaimana… bukankah tidak ada yang mustahil bagiMu,
dan Engkau menolong anak-anakMu tepat pada waktunya?” Seketika itu, sebuah
mobil tentara lewat dan berhenti di depannya! “Bapak orang Madura kan? Ayo
cepat naik, kami mau ke penampungan, hari ini penyisiran terakhir
orang-orang Madura harus keluar dari Sampit ! ”

Terheran-heran ia melihat pekerjaan ‘Tuhan istrinya’… Sampai di kamp,
puluhan ribu orang-orang Madura di sana berkumpul. Karena sangat lapar, ia
mencoba membeli makanan, ternyata uangnya yang banyak itu tidak laku! Saat
itu, sebuah sepeda motor hanya ditukar dengan 1 dus supermi dan 1 karton
aqua. Untuk 3 dus supermi + 3 karton aqua ditukar dengan sebuah mobil L300,
harta tidak lagi berharga! Ia sangat kelaparan, dibukanya tas kecil
mengingat pesan istrinya, “apa saja yang kamu butuhkan ada di situ”
ternyata… isinya “hanya” sebuah Alkitab !

Maka sekali lagi ia berdoa, “Tuhan istriku… Engkau sudah menyelamatkan aku
sejauh ini, pastilah tidak membiarkan aku mati kelaparan. “Mustahil” rasanya
mendapatkan makanan di tengah situasi begini, tetapi bukankah tidak ada
perkara yang mustahil bagiMu?” Lalu ia beranjak keluar, berjalan saja
mengitari pinggiran camp, ternyata seorang teman melihat dia dan memanggil
namanya lalu membagikannya makanan, GRATIS !

Bukan hanya cukup untuk dirinya, ia juga bahkan bisa membagikan pada
beberapa orang lain. Luar biasa! Sesudah itu tiba2 terdengar suara speaker,
diumumkan ada truk2 yang siap mengangkut 3.000 orang ke Surabaya subuh nanti
(12 jam dari waktu itu), jadi yang mau ikut diharapkan naik ke truk. Maka
mengerikan sekali, orang-orang berhamburan berebutan naik ke atas truk,
bahkan bergelantungan di badan truk, yang penting bisa ikut terangkut ke
pelabuhan. Ketakutan membuat orang-orang ini kehilangan akal, betapa
tidak… di dalam kamp pun kadang2 ada yang bisa tertombak mati.

Tidak sedikit yang mati terinjak-injak saat itu !

Bpk. Yehezkiel ‘bengong’ melihat truk2 yang ‘diselimuti’ manusia, dan ia
berdoa, “Tuhannya istriku… aku ingin ke Surabaya, tapi tidak bisa dan
tidak mau naik truk yang seperti itu…”

Tiba-tiba ketika ia sedang berdiri di pinggir kamp, sebuah truk lewat,
isinya hanya beberapa orang ! Truk itu ternyata milik ipar pamannya, dan
iapun naik ke truk itu. Sampai di pelabuhan, begitu truk mereka naik ke
kapal, pintu kapalpun ditutup. Masih ratusan orang yang tidak terangkut,
seorang ibu tampak meratap, memohon belas kasihan, “suami dan bayi saya
sudah naik Pak, tolong saya bisa ikut… kasihan bayi saya bisa mati kalau
tidak ada yang menyusui… tolonglah saya, Pak…” Tetapi tanpa belas
kasihan petugas berkata, “Gak bisa! Kalau diijinkan pada naik akan melebihi
kapasitas !”

Tali dilepas dari dermaga, hati Bpk. Yehezkiel terenyuh melihat ibu itu.
Kapal sudah mulai berjalan perlahan, ia kembali berdoa, “Tuhannya
istriku…, kalaupun saya tidak ikut, saya ingin ibu itu bisa naik
menggantikan saya…” Ternyata kapal merapat kembali, terdengar suara kapten
dari speaker, “Semua penumpang yang masih ada di dermaga pelabuhan cepat
naik !” Sungguh, semua yang “mustahil” dan “pertolongan yang tepat waktu”
terus terjadi sepanjang hari, membuat Bpk. Yehezkiel ‘melihat’ betapa Tuhan
istrinya itu, Tuhan Yesus, adalah Tuhan yang hidup !

Melewati 7 thn berlalu, Bpk.Yehezkiel menyadari, karena seorang istri yang
bersedia membayar harga, ia saat ini mengenal dan melayani Tuhan Yesus.
Dalam perjalanan pulang di mobil, kami ber-3, rekan saya bilang, ‘istrinya
luar biasa !’.

———-
Benar, tapi memang untuk menyelamatkan seorang Yehezkiel (Arifin), istrinya
itu ditempatkan dan dilengkapi dengan karunia tersebut, maka ia siap
membayar harga. Kalo enggak, ampun deh…tolooonggg. ….mana tahan.

Ada satu ‘pesan’ luar biasa dari pdt. M. Riza (juga mantan agama seberang
pernah masuk acara “Solusi”) di akhir ibadah beliau bercerita diketemukan
dengan 3 orang tokoh besar agama yang penasaran ingin bertanya tentang
kekristenan, tapi 8 pendeta menolak karena tidak mau mengambil resiko
konflik agama, apalagi seorang dari mereka adalah orang ternama dalam
pemerintahan.

Tadinya Bpk. Riza menolak karena tidak memiliki argumentasi secara teologis,
tetapi orang yang meminta padanya meneguhkan bahwa Roh yang ada bersamanya
akan bersaksi asal dia bersedia, maka Bpk. Riza langsung mengatakan, “YA !”

Singkatnya, ia bertemu dengan ke-3 orang ini, plus seorang anak muda usia 21
th yang mendampingi. Mereka bertanya seputar (biasa deh) “Tritunggal, siapa
Isa/Yesus, apa bedanya Yesus dengan nabi mereka”. Semua dijawab dengan padat
dan dimengerti serta diterima oleh ke-3 orang ini.

Dalam 1,5 jam perbincangan yang akrab, pak Riza akhirnya membawa mereka
lunch, dan di perjalanan Bpk. Riza meng’interview’ anak muda usia 21 th
tersebut rupanya sudah 2 thn menerima Tuhan Yesus dan ketahuan, lalu
digebukin, ditikam, dianiaya… namun tidak keluar dari sana (karena Roh
yang mengutusnya tetap ada dalam lingkungan tersebut), dan tetap membalas
dengan kasih… kasih…kasih. .. sampai ke-3 sesepuhnya ini MENERIMA TUHAN
YESUS, bahkan sudah DIBAPTIS bersama dengan 11 orang lainnya di ‘pesantren’
mereka secara diam-diam.

Karena mereka tidak bisa keluar dari komunitas mereka (mengepalai 9 rumah
ibadah / pesantren dengan ribuan jemaat), maka pertanyaan2 dalam benak
mereka membuat mereka diam2 minta dipertemukan dengan hamba Tuhan Yesus.

Luar biasa ya… Akhir pertemuan itu, Bpk. Riza bertangis-tangisan, pemuka
agama tersebut minta didukung dalam DOA karena tidak mungkin menanggalkan
atributnya, tetapi ia terus akan mensyiarkan KASIH dan SANG KEBENARAN,
bahkan siap mati asal jemaah yang Tuhan percayakan pada mereka bisa
diselamatkan.

Halleluyah! Sama seperti pesan Bpk. Riza, saya juga mengajak kita terus
mendoakan saudara-saudara sepupu kita. Sekalipun kebencian demi kebencian,
gereja terus teraniaya dan dibakar, jangan hati kita ikut membenci mereka.

Kita membenci dosa dan perbuatan mereka, tapi harus mengasihi pribadi
mereka, sebab “hati Bapa adalah pertobatan jiwa-jiwa”. Mungkin kita tidak
bisa keluar menginjil, tapi “doa orang benar besar kuasanya”.

Sudah banyak darah para missionaris yang tumpah di bumi Indonesia, juga
tidak sedikit darah orang- orang benar yang mati martir. Setiap ‘benih’ yang
mati pasti akan menghasilkan buah yang banyak. Jika kita hanya bisa berkata,
“saya cuma bisa ikut berdoa” maka, BERDOALAH !

Ditulis dan dikirim oleh Aina. “Love your enemies and pray for those who
persecute you” Mat 5:44) “Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun
percaya – Yoh 20:29”

Sumber : Mailist Terangdunia

Tags: , ,

3 Responses to “Kesaksian Pdt. Muhammad Riza Solihin (Kerusuhan di Sampit)”

  1. August Juan Antonius Hutagaol Says:

    SUngguh AJaib KAU TUHAN.

  2. Bang Dylan Says:

    yang benar itu orang madura pindah agama karena ia menukar agama lamanya dengan 3 dus supermi dan 2 karton mineral. sudah biasa pekerjaan kalian para antek yahudi dr dulu kan seperti itu hai para kafir nasrani. itu orang madura lapar,bodoh tak berpendidikan kalian paksa dgn iming-iming duniawi, hahaha,. Madura bisa kalian buat seperti itu. tapi kami orang Palembang – Sumatera Selatan Iman Islam sampai akhir zaman. Allahu Akbar,.Allahu Akbar,.Allahu Akbar,.

    • candrawijaya Says:

      Syalom, Bang Dylan…
      Terima kasih Bang Dylan buat kritikan-kritikannya, yang pasti Pak Riza Solihin telah menemukan kasih karunia Tuhan yang Hidup dan keselamatan yang kekal yaitu melalui YESUS KRISTUS TUHAN.
      Biarlah kasih Tuhan tetap menyertai Bang Dylan dan berkat Allah Bapa melimpah atas keluarga Bang Dylan, Tuhan Yesus Memberkati.

Leave a comment