Archive for the ‘Kisah Sosok’ Category

ELISABET

April 24, 2009

Written by :  liesye herlyna
 
 
LUKAS 1:5-7, “Pada zaman Herodes, raja Yudea, adalah seorang imam yang bernama Zakharia dari rombongan Abia. Isterinya juga berasal dari keturunan Harun, namanya Elisabet. Keduanya adalah benar di hadapan Allah dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat. Tetapi mereka tidak mempunyai anak, sebab Elisabet mandul dan keduanya telah lanjut umurnya.”
 
 

Tidak banyak orang mengenal nama ELISABET, tapi coba bila kita sebut YOHANES PEMBAPTIS. Pasti anda akan langsung mengenalnya. ELISABET adalah  ibu dari YOHANES PEMBAPTIS.
 
 
Banyak orang yang berusia lanjut dan mandul merasa rendah diri. Tidak berdaya dan tidak produktif. Namun coba kita lihat, ELISABET. Dia tidak mejadi lemah bahkan menguatkan iman percayanya kepada TUHAN. Dia tetap melakukan tugas pelayanannya sebagai istri dari iman besar. Kesungguhan dan kesalehan hidup membuat, hati ALLAH berkenan kepadanya dan menetapkan ELISABET menjadi ibu dari seorang nabi besar. Dan seperti yang kita lihat, iman kepada ALLAH membawa namanya tercatat dalam sejarah sepanjang masa.
 
 
Ada point-point penting yang dapat kita temukan mengenai ELISABET :
1.  ISTRI DARI IMAM ZAKHARIA
Sebagai istri imam besar, ELISABET menyadari siapa dirinya dan  bagaimana harus bersikap. Dalam setiap tindak tanduknya, dia selalu menjaga kehormatan dan nama baik suaminya. Satu sifat yang saya pelajari dari ELISABET adalah dia dengan suka rela menundukkan dirinya kepada suaminya. 
 
 
2. KETURUNAN HARUN
ELISABET dibesarkan dalam keluarga takut akan TUHAN dan dia tahu akan panggilan khusus dalam hidupnya.  Karena itu ELISABET tidak sembarangan dalam memilih pasangan hidup dengan  memilih pasangan yang juga berasal dari keturunan HARUN. Karena dia tahu, bila salah memilih pasangan hidup, maka rencana ALLAH tidak akan tergenapi di dalam hidupnya.
 
 
Keturunan HARUN berbicara mengenai orang-orang percaya yang hidup dalam kekudusan dan berjalan dalam panggilan hidupnya. Terlepas dari suku, ras, warna kulit, tinggi-pendek, belo-sipit, etc. Kita semua telah dipanggil oleh YESUS, disucikan, dimurnikan dan dijadikan satu oleh darah YESUS. Perbedaan itu sudah tidak ada lagi, karena semua sudah dilebur oleh salib KRISTUS. Bila kita masih bersikap rasis, itu artinya kita masih belum menjadi orang percaya.
 
 
3. HIDUP BENAR DAN MENURUTI SEGALA PERINTAH DAN KETETAPAN TUHAN DENGAN TIDAK BERCACAT
Orang percaya adalah orang yang hidup bertolak dari kebenaran,hidup dalam kebenaran dan dipimpin kepada kebenaran.  ELISABET memahami akan hal ini, dia tidak memandang keterbatasan dirinya tapi dia memandang kepada ALLAH yang tidak terbatas.
 
 
4. MANDUL
ELISABET tidak menyalahkan suami atau keadaan yang membuat dia tidak bisa mengandung, tetapi dia menerima ini sebagai kenyataan yang harus diterima. Hal ini dapat kita lihat dari LUKAS 1: 25, “”Inilah suatu perbuatan Tuhan bagiku, dan sekarang Ia berkenan menghapuskan aibku di depan orang.” ELISABET  menyadari ALLAH turut bekerja atas segala sesuatu yang terjadi atas dirinya dan menyerahkan sepenuhnya kepada ALLAH.
 
 
5. BERUSIA LANJUT
Keterbatasan fisik membuat orang menjadi skeptis dan tidak produktif. Namun hal ini tidak membuat ELISABET mundur, dia tetap dengan setia memulaikan tugas pelayanannya. Justru di usia lanjut itulah, ELISABET dipakai TUHAN secara luar biasa untuk melahirkan YOHANES PEMBAPTIS yang membuka jalan  bagi YESUS sang JURU SELAMAT dunia. 
 
 
6. IBU DARI YOHANES PEMBAPTIS
Orang tua (ayah dan ibu) memiliki peranan sangat penting dalam tumbuh kembang seorang anak, namun peranan terbesar dimainkan oleh ibu, dimulai sejak mengandung selama hampir 10 bulan,  melahirkan, mengasuh, memandikan, menceboki, mendidik, memberi makan, mengantar ke sekolah, etc. Melalui tangan ibulah seorang manusia lahir ke dunia ini.
 
 
Saya percaya, ELISABET sudah mempersiapkan diri sejak lama untuk menjadi seorang ibu bagi anak-anak yang akan dilahirkannya. Dan itu dimulai saat dia menjadi ibu rohani bagi anak-anak binaannya dengan  mengimpartasikan  kekuatan karakter, keteguhan iman, belas kasihan, hidup kudus, sukacita, mengucap syukur kepada ALLAH. Pengalaman hidup dan perjumpaan pribadi bersama ALLAH, membawa ELISABET mendidik YOHANES dalam hidup takut akan ALLAH.
 
 
YOHANES tidak akan menjadi YOHANES PEMBAPTIS, bila dia tidak tahu panggilan khususnya yaitu untuk membuka jalan bagi YESUS KRISTUS. YOHANES bisa seperti ini karena ELISABET memiliki peranan yang sangat besar atas diri YOHANES, sehingga YOHANES bisa menggenapi  tugas pelayanannya dimuka bumi.
 
 
Mari, kita belajar dari ELISABET yang tidak pernah menyia-nyiakan hidupnya dengan hidup sebrono dan ugal-ugalan. ELISABET tahu tugas dan fungsinya sebagai seorang wanita, isteri, penamping dan panggilan hidupnya. ELISABET bukan hanya sekedar tahu ALLAH punya rencana besar atas hidupnya tapi dia berjalan di dalamnya.  ELISABET hanya PERCAYA bahwa waktu itu akan tiba. Dan waktu itu tiba, saat di pangkuannya lahir seorang bayi yang lahir dari iman.
 
 
Bagaimana dengan anda ?
Apakah anda tahu bahwa ALLAH memiliki rencana besar atas hidupmu ?
Apakah anda sudah benar-benar hidup sesuai kebenaran FIRMAN TUHAN ?
Apakah anda setia dalam menantikan janji TUHAN ?
 
 
JADILAH KUAT DI DALAM KEKUATAN KUASANYA
 
 
“Bagi banyak orang aku seperti tanda ajaib, karena Engkaulah tempat perlindunganku yang kuat.”
MAZMUR 71: 7

Grace Natalie Louisa – Penyertaan Tuhan, Kekuatanku

March 27, 2009

Cerdas, cantik dan komunikatif. Tiga hal yang harus dimiliki seorang news anchor alias pembaca berita itu melekat pada Grace Natalie. SCTV mengendus potensi itu sejak Grace masih kuliah. Ajang SCTV Goes to Campus mempertemukan mereka. Meski mengambil jurusan akuntansi di STIE IBII, Jakarta, ternyata Grace juga menguasai ilmu jurnalistik. Maka, ia pun memenangi ajang penjaringan presenter berita itu untuk wilayah Jakarta. “Pada dasarnya, aku memang suka ikut lomba. Di akhir kuliah, aku ikut lomba SCTV Goes to Campus, dan aku menang untuk wilayah Jakarta,” kisahnya pada Rumi dari Bahana.

Pembelajar Cepat
Ketika ditandingkan dengan peserta daerah lain di tingkat nasional, perempuan berkulit bersih itu masuk lima besar. Pintu untuk memasuki dunia pertelevisian pun mulai terbuka. Lulus kuliah, SCTV langsung merekrutnya. “Direkrut SCTV ikut aja. Pertimbangannya kalau pun nggak betah masih ada waktu untuk berubah haluan,” kenangnya.
Awalnya, Grace mengaku cukup kesulitan beradaptasi dengan ritme kerja dunia pertelevisian yang sangat dina¬mis. Jam kerjanya tidak seperti orang kantoran. Kadang masuk pagi, jam enam pagi hingga jam 3 sore. Kadang masuk malam, jam 9 malam pulang jam 6 pagi.
Sebagai anak bawang, ia tidak boleh menolak tugas apa pun. Desk berita kriminal menjadi ladang ujinya. “Waktu masih anak baru, harus mau liputan apa pun. Biasanya digembleng lewat berita kriminal karena unsur beritanya (5 W, 1 H-nya) harus jelas,” terang Grace.
Karena televisi lebih mengutamakan bahasa gambar, tak jarang naskah yang sudah susah payah ditulis Grace hanya muncul sekelebat. “Nulis naskahnya bisa satu jam lebih, dibacanya hanya satu menit,” kata Grace yang awalnya sempat merasa kesal itu.
Kadang-kadang, Grace pun menerima teguran langsung dari atasannya. “Dulu, biasanya aku ditelepon atasan karena gambar tidak sesuai dengan naskah. Mengapa gambar yang menarik tidak ditaruh di awal, dsb”. Grace lagi-lagi mengenang awal kariernya itu. Masukan itu dicatatnya baik-baik. Bekal berharga, kelak.

Karier Cemerlang
Lambat laun, ia pun akhirnya jatuh cinta pada dunia jurnalistik. Alasannya, ia merasa lebih berkembang. Lingkungan tempat bekerja sangat mendukung. Ia ditempa dan dibentuk di tangan ahli. Tak hanya itu, pekerjaan sebagai wartawan sejalan dengan hobi travelling-nya. “Aku sangat suka travelling. Aku senang ke daerah dan lingkungan baru sekalipun bukan tempat wisata, bahkan daerah konflik atau bencana sekalipun.”
Dalam kurun waktu tiga tahun, karier jurnalistik gadis cantik itu makin cemerlang. Sempat berpindah-pindah stasiun TV. Dari SCTV ia hijrah ke ANTV. “Aku dengar, ANTV akan gabung dengan Star TV yang berafiliasi ke Forbes. Selain itu, juga karena dulu ANTV dipimpin Pak Karni (Karni Illyas), siapa yang tak tahu beliau?” kata Grace memberi alasan.
Sekarang, ia menjadi pembawa acara Kabar Pasar di TVOne. Berpindah-pindah tempat kerja, pertanda tak loyalkah ia? “Yang aku alami dalam kehidupanku ini semua serba tepat. Termasuk, setiap kali aku pindah kerja. Prinsipku, di mana pun aku berada, berkaryalah sebaik mungkin. Kalau suatu hari Tuhan kondisikan pindah ya pindah. Seperti Abraham yang Tuhan suruh untuk pindah, dia ikut saja,” papar Grace yang selalu menyempatkan diri ke gereja kendati sibuk ini.

Penyertaan Tuhan
Grace merasakan betul campur tangan Tuhan dalam kariernya. Pekerjaan sebagai wartawan mengantarkan ia pada kesempatan langka yang sangat jarang dikecap orang awam. Dari yang menyenangkan hingga menegangkan. Hingga dia pun berujar, ”Kalau bukan Tuhan yang turun tangan jelas nggak mungkin. Kerap kali aku hampir angkat tangan saat menjalankan tugas. Setelah itu, aku lihat Tuhan yang turun tangan. Pekerjaanku pun berhasil.”
Beberapa kali, ia melakukan wawancara eksklusif dengan tokoh-tokoh dunia seperti Jose Ramos Horta (Presiden Timor Leste), Steve Forbes (CEO Majalah Forbes) hingga George Soros. Tak hanya pengalaman menyenangkan, peristiwa menegangkan hingga nyaris merenggut nyawa pun pernah menghampiri hidupnya.
Pasca gempa bumi dan tsunami dahsyat yang melanda Aceh, aktivitas beberapa gunung berapi meningkat. Termasuk Gunung Talang di Padang yang waktu itu dalam status awas. Setiap saat bisa meletus. Grace ditugaskan untuk meliput. Waktu itu Grace berharap bisa mencapai puncak dan mengambil gambar dengan meng¬gunakan helikopter. Harapan tinggal harapan. Karena semua helikopter tersedot ke Aceh untuk mendistri¬busikan bantuan logistik. “Akhirnya kita (Grace dan kameraman) mendaki mulai dari kaki gunung, jauh dari yang saya bayangkan. Ditambah aku bukan tipe orang yang suka hiking. Perjalanan terasa makin berat. Puncak gunung saja tidak terlihat, tertutup awan,” Grace mengenang.

Pelajaran Indah
Penduduk sudah dievakuasi karena keadaan tak lagi aman. Ajaibnya, seharusnya tak ada lagi penduduk, tapi mereka bertemu tiga pemuda desa dan seekor anjing. Biasanya, insting binatang lebih tajam, tetapi anjing itu tenang saja berjalan. Jadilah mereka penunjuk arah.
Jalan yang ditempuh bukanlah jalan setapak yang semestinya. Mereka harus membuka jalan. “Banyak ilalang dan semak belukar. Jalannya masih belum ada, jadi kita yang buka jalan. Sepanjang jalan pun banyak debu vulkanik,” kisahnya Medan berat sempat menyurutkan semangat Grace dan rekannya. Untunglah, mereka tetap bertahan untuk melanjutkan perjalanan. “Begitu sampai di puncak, angin yang berhembus ternyata mengandung racun. Tapi puji Tuhan angin nggak mengarah ke kita, tapi berlawanan arah. Padahal secara manusia bisa saja kita nggak selamat,” ucap Grace penuh syukur.
Peristiwa itu meninggalkan kesan mendalam dalam diri Grace. Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita. Ketika kita hendak menyerah, Ia turun tangan. “Sebagai manusia aku hanya berusaha maksimal, biar Tuhan yang sempurnakan hasilnya. Makanya ketika kita sok menyelesaikan sendiri hasilnya nggak oke, tapi ketika aku angkat tangan, Tuhan turun tangan,” simpul perempuan yang memercayakan hidupnya pada Tuhan semata ini.

Rindu Pelayanan
Grace memang punya pengalaman khusus dengan Tuhan. Melalui acara retreat yang diikutinya saat masih SD, Tuhan menyapanya. “Waktu kelas enam SD. Yang aku ingat lewat retreat aku menerima Yesus sebagai Juruselamat. Guru mengajarkan Tuhan Yesus itu baik dan mengasihi aku,” urainya mengenang.
“Tapi nggak berhenti sampai SD. Aku lama sekali berdoa agar keluarga juga diselamatkan. Dan, meski lama akhirnya mereka semua percaya Yesus. Aku mengalami firman satu orang diselamatkan maka seisi rumah akan diselamatkan,” ujarnya bahagia.
Sebelum disibukkan dengan pekerjaan, Grace aktif melayani sebagai guru Sekolah Minggu. ”Kurang lebih setahun, aku aktif sebagai guru Sekolah Minggu. Aku memang suka anak-anak. Aku sangat menikmati pelayanan sebagai guru Sekolah Minggu itu,” tutur perempuan pencinta keluarga ini.
Sayang, sejak bekerja sebagai reporter, pelayanan itu mulai ditinggalkan. ”Dulu aku juga sempat ikut koor, kadang jadi singer. Begitu kerja di televisi, agak ribet ngatur waktunya,” kata jemaat Gereja Kristus Yesus, Sunter ini.
Namun, lanjut Grace, ”Belakangan ini, aku ingin pelayanan lagi. Mungkin pemimpin pujian. Kita lihat saja nanti ya,” ujar Grace tak mau mengum¬bar janji. Ya, kita doakan Grace semoga kerinduanmu segera terwujud.

Sumber : Bahana Magazine

Jill Gladys: Mendatangi Sumber Berkat

March 27, 2009

Jill Gladys

Kariernya meroket dalam waktu singkat. Kurang dari dua tahun, Jill sudah membintangi 14 iklan, lebih dari 20 sinetron dan FTV serta main dalam tiga film sekaligus.
Bagi pendatang baru, apa yang diperolehnya terbilang cepat. Bintang iklan Biore ini mengakui dengan jujur, ia tidak tahu bagaimana semua itu bisa menghampirinya. Hanya satu yang ia yakini, jalan dan pikiran manusia bukanlah jalan dan pikiran Tuhan.

Negeri Jiran
Menelusuri jejak perjalananan Jill, tidak lepas dari masa hidupnya di Malaysia. Di negeri jiran ini ia tadinya ingin meraih ilmu lalu bekerja atau menjadi wirausaha. Angan-angan itulah yang tertanam di benaknya.
Jenuh berkutat dengan buku, Jill ingin hidup bersenang-senang. Apalagi didukung dengan fasilitas yang nyaris tanpa batas. Kapan saja butuh uang, Jill tinggal menelepon ke rumah. Tak sampai seminggu, rekeningnya akan bertambah. Rupanya ini menjadi bumerang.
“Di Malaysia aku sendirian. Sepi itu terasa banget, aku jadi gila belanja. Duit berapa saja pasti habis. Kuliah sih baik tapi belanja juga kadang nggak pikir-pikir lagi.” Lelah dengan belanja sana-sini ia pun sadar, “Nggak bisa begini terus. Akhirnya aku sendiri yang mendisiplinkan diri. Aku telepon orangtua dan minta uang kiriman dibatasi,” ujar pecinta keluarga ini.
Dari situ ia mulai sadar pentingnya arti tanggung jawab atas hidupnya, termasuk kuliah yang tengah digelutinya. Ia pun terjaga, sebelum hidupnya berantakan.
Pasalnya, di apartemennya, ketika di Malaysia, ia berteman dengan mahasiswa Indonesia yang hidup serba bebas. “Untuk semua yang serba cepat demi untuk senang-senang mudah sekali, tapi aku pikir hidup benar atau nggak benar semua adalah pilihan. Dan, apa pun risikonya harus ditanggung,” ujarnya.

Iklan, Sinetron, dan Film
Karakter bertanggung jawab ini kemudian mengental dalam dirinya. Termasuk ketika harus kembali ke Tanah Air usai mengantongi gelar dari Sunway University, Kuala Lumpur, Malaysia.
Begitu juga ketika untuk pertama kali ia mendapat tawaran kasting. Jill mempersiapkannya dengan matang dan penuh tanggung jawab. Tapi sayang ia gagal.
Bagusnya, pemilik wajah oriental ini tak patah arang. Tinggi, berkulit mulus, rambut panjang hitam berkilau. Perawakan yang dicari industri hiburan. Wajahnya yang “berbeda” dari model kebanyakan begitu berkesan di banyak rumah produksi. Selanjutnya, mudah ditebak, banyak rumah produksi meminangnya untuk dijadikan bintang iklan.
Tahun 2007 menjadi langkah emasnya. Lewat sejumlah iklan namanya melambung. Akhirnya tawaran sinetron, FTV dan film dijajalnya. Tapi bukan berarti ia asal main. “Semua yang aku dapat selalu tepat. Artinya ketika menerima tawaran iklan, memang sedang tidak main sinetron, FTV atau bahkan film. Begitu juga sebaliknya, ketika main sinetron sedang tidak ada tawaran iklan baru. Aku yakin Tuhan yang mengatur semua,“ papar pemilik hobi membaca, termasuk Bahana, dengan jujur.
Putri pasangan Angka Rahardja dan Lie Han Tjoe selalu mensyukuri berkat Tuhan yang melimpah dalam hidupnya.. “Pikiran Tuhan bukan pikiran manusia, apa pun bisa terjadi, seperti yang aku alami sekarang. Semua karena seizin Tuhan.”
Berlimpah materi dan pujian justru warning bagi dirinya. Hal tersebut membuatnya tidak lengah dan terbuai. Ia tetap mawas diri. Baik dalam membawa diri pula menjaga diri. Pasalnya godaan di kalangan selebritas bukan hanya cerita layar kaca, tapi memang sebuah kenyataan. Kenyataan yang harus dihadapi.
Menyandang predikat publik figur, dengan kecantikan yang khas dan nama yang tengah menjulang, tidaklah mudah untuk hidup benar dan taat aturan Allah. Semua teruji ketika pilihan yang bertentangan dengan firman Tuhan menghadang. Seperti berikut, sudah banyak kali bintang iklan Nescafe ini ditawari untuk mencicipi narkoba sebagai doping. “Yang menawarkan banyak, tapi pertimbangan utama yang membuat aku tidak tergoda adalah tubuh kita adalah bait Allah yang harus dijaga,” ulasnya sambil merapihkan rambutnya yang tertiup angin.

Titik Balik
Bila seorang bintang masih begitu kental ingatannya akan Tuhan, maka seperti apa Jill membangun kesehariannya dengan Tuhan? Bilakah hanya ada masalah atau jalan buntu di hadapan?
“Sorry, lama, tadi harus take terakhir,” jelasnya tanpa diminta begitu melihat Bahana menunggu di sofa berwarna cokelat yang bersampingan dengan ruang syuting. “Tadi sampai mana?” belum lagi Bahana menjawab, ia sudah melanjutkan kalimatnya. “Tuhan adalah bos. Aku hanya mengikuti dan menjalankan apa yang ‘Bos’ kasih. Artinya apa yang dipercayakan harus aku kerjakan sebaik mungkin. Jangan main-main.”
Menurutnya walau terdengar teoritis, sesungguhnya itulah hidup yang dilewati Jill. “Aku pernah ditolong Tuhan, jadi maaf kalau memang agak sedikit fanatik. Itu semata-mata karena aku sudah mengalami kasih Tuhan,” urai jemaat St. Yakobus, Kelapa Gading yang tidak pernah absen ibadah Minggu sekalipun lelah mendera lantaran syuting sampai dini hari. Ditanya siapa yang mengajarkan tentang iman, lawan main Mario Lawata dalam sebuah FTV ini mengaku ibulah yang mendidik tentang iman. Mamanya yang bukan kristiani, ketika menjadi kristiani begitu taat. Sejak kecil Jill bersaudara sudah “dibrainwash” tentang Tuhan Yesus.
Tentang kebaikan dan rencana Tuhan ia tak pernah ragu. Entahkah itu soal rezeki, kesehatan bahkan masa depan sekali pun. “Aku percaya semua yang baik pasti Tuhan sediakan. Contohnya aku tidak pakai manejer, tapi pekerjaan ada saja. Aku percaya itu datangnya langsung dari Tuhan, sumber segala berkat,” bebernya. Simpulnya rezeki Tuhan yang mengatur, kalau sudah bagian seseorang pasti akan didapat.
Lebih dari itu, ia ternyata pernah tidak mendapatkan job selama tiga bulan. Kasting dan tawaran memang dijalani dan dicoba, tapi kegagalanyang dituai. Mengalami banyak gagal di tengah kariernya ia datang pada Tuhan, sumber segala berkat. Dimintanya ampun atas kesalahan-kesalahan yang mungkin tidak disadarinya termasuk kurang bersyukur dan berdoa. Benar saja, tidak lama, usai rekonsiliasi, berkat pun turun.
Tiga bulan tanpa pekerjaan, menjadi titik baliknya. “Sejak itu aku makin serius membangun hubungan dengan Tuhan, walaupun memang sejak kecil sudah kenal Tuhan. Tapi yang memperteguh keyakinanku adalah ketika jobless.” Kini, ia tak berani “main-main” dengan Tuhan. Banyak hal sudah dinikmatinya. “Pernah aku bicara ke Tuhan dalam hati, agar dapat film tahun ini tiga. Itu terucap begitu saja, dan kejadian loh, tahun ini rilis tiga film,” jelasnya dengan mata berbinar.
Titik balik tersebut membuatnya berubah menjadi takut akan Tuhan —ketakutan yang justru menjadi kekuatannya mengarungi lautan hidup. Tertuang dalam rajinnya bersaat teduh, yang acap kali dilakukannya di mobil. Bahkan julukan katro pun sempat dilayangkan pada bintang iklan berbagai produk ini, tapi itu bukan masalah. “Saat teduh hubungan pribadi dengan Tuhan, berguna juga, jadi kenapa harus tidak bersaat teduh?” ujar single cantik ini beretorika. Pemain film Kawin Laris garapan Cassandra Massardi ini pun pernah di dera rasa tidak tenang. Ketika semua serba ada namun ketenangan dan nyaman tak kunjung juga mengikuti, ia tahu kepada siapa harus datang. “Ketidaktenangan pernah aku alami saat serba berkecukupan. Jadi kemapanan pun dapat menjatuhkan. Mencegahnya aku terus evaluasi diri dan jaga hubungan dengan Tuhan.”

Pasar Internasional
Pribadi yang terus belajar ini tentu saja tidak berdiam dan lantas santai saja menikmati jerih lelahnya. Prinsipnya begitu kuat untuk jangan berhenti belajar, tak terkecuali belajar dari sekolah kehidupan. Dengan begitu, katanya, akan selalu ada hal baru yang didapat.
Bila dulu ia gemar pesta, kini tidak lagi, paling bila ada teman yang ultah, dan itu pun jarang datang. Ia cukup tahu diri, maksudnya, “Bukannya gak mau gabung tapi supaya gak tergoda. Aku tahu kalau sudah terlanjur menjalani sesuatu akan lama betahnya,” tipsnya tentang cara agar tidak hidup terlanjur salah.
Belajar dari banyak hal, cara berpikirnya pun berubah. Ia tak lagi menjalani hidup asal, apalagi asal hidup. Ia tahu apa yang akan dituju dan untuk apa ia hidup. Semua terangkum dalam rancangan masa depannya. Sebuah masa depan yang pasti sudah disampaikannya kepada Tuhan.
Apa obsesimu? “Kalau Tuhan berkehendak, rencananya go internasional,” katanya sambil tersenyum malu. Meski terbilang sebagai pendatang baru dan memiliki obsesi muluk, Jill yakin bagi Tuhan tak ada yang tidak mungkin. Toh sebagai manusia seorang Jill hanyalah bisa berusaha dan berupaya maksimal. “Sampai sejauh ini usaha yang aku lakukan mencoba dapat produksi untuk Astro yang sudah tidak tayang di Indonesia lagi. Paling tidak dengan begitu nantinya aku bisa membawa nama Indonesia ke luar negeri,” harapnya cerah meski berbanding terbalik dengan awan gelap yang menaungi lokasi syuting.
Di luar itu, ia berharap satu ketika nanti dapat membuka usaha. Usaha apa gerangan? Tentang yang satu ini ia masih berahasia, ia tak mau berbicara lugas dan jelas. Tapi yang jelas menjadi pengusaha merupakan cita-citanya sejak dulu.

Sumber : Bahana Magazine

Cindy Jacobs – Jenderal Peperangan Rohani

October 3, 2008

Cindy Jacobs adalah puteri seorang pendeta gereja Southern Baptist. Ia dibesarkan di Texas dengan penghargaan yang tinggi akan hal-hal kerohanian. Ia pertama kali mendengar panggilan Allah pada tahun 1960 ketika berusia 9 tahun, saat menghadiri camp gereja. Ia naik ke sebuah bukit karang di hutan belakang kapel dan berdoa di sana. Ada hal khusus yang Allah inginkan untuk dilakukan oleh Cindy, demikian pesan Allah baginya.

Mimpi-mimpi tentang neraka pun mulai ia alami ketika berusia 12 tahun. Malam demi malam ia terbangun dengan penuh keringat dingin. Ia melihat orang-orang menderita siksaan kekal, dan hal ini mendorongnya memohon pada Allah agar memakai hidupnya untuk memenangkan orang-orang terhilang.

Setelah lulus kuliah, Cindy mengajar musik di sekolah umum. Pada tahun 1973 ia menikah dengan Mike dan hidup sebagai ibu rumah tangga biasa dengan dua anaknya. Di sela kesibukannya Cindy aktif memimpin koor gereja, bermain piano, memimpin ibadah Minggu pagi dan mengajar pemahaman Alkitab di gereja. Walaupun begitu, Cindy selalu merasa bahwa pelayanannya seharusnya menjangkau lebih jauh lagi dari sekedar di rumah dan gereja lokal. Bertahun-tahun telah berlalu, sepertinya Allah telah melupakan perjumpaan mereka di bukit karang di tengah hutan dulu.

Ketika Cindy berusia 30-an tahun, suatu hal aneh tiba-tiba terjadi. Setiap malam pada jam yang sama, Cindy selalu terbangun dan tidak bisa tidur lagi. Hal itu berlangsung selama 2 minggu, sehingga dia memutuskan bahwa pasti ada alasan mengapa dia bangun pada jam tersebut. Ternyata Allah sedang menunjukkan padanya cara berdoa. Cindy lalu mulai berdoa bagi keluarga dan teman-temannya, disebutkannya nama siapa saja yang terlintas dalam pikirannya saat itu.

Di suatu malam ia terdorong untuk berdoa bagi seorang pendeta di gerejanya. Dia membisikkan suatu doa sederhana, “Tuhan, dia membutuhkan kesembuhan, dan dia merasa kesepian serta ketakutan. Hibur dia Bapa, sembuhkan dia, dan beritahu bahwa dia tidak sendirian.” Dia lalu menambah permintaannya, “Bapa, saya benar-benar ingin mendapat peneguhan dari Engkau bahwa doa-doa saya ada gunanya.” Sebelum ia terbaring kembali untuk tidur, Cindy memperhatikan waktu itu jam 3:10 dini hari.

Pada kebaktian keesokan harinya, pendeta itu menjumpai Cindy. Katanya, “Tidak banyak orang yang tahu hal ini. Saya menderita kanker. Semalam saya terbangun dan merasa kesakitan. Saya merasa kesepian dan berteriak di hadapan Allah. Tuhan tidak adakah seorang yang memperhatikan saya? Pada saat itu Allah berkata pada saya, ‘Cindy Jacobs terjaga, dan dia berdoa untukmu.’ Waktu itu sekitar jam 3:10,” kata pendeta itu.

Peneguhan itu cukup bagi Cindy untuk tetap berdoa di tengah malam dan ia makin diteguhkan ketika tahu bahwa pendeta itu telah disembuhkan. Ia berdoa lebih tekun lagi dan ia merasakan doa-doanya selalu mengenai sasaran. Kabar segera tersiar, bahwa jika orang butuh sesuatu, mereka perlu datang ke Cindy Jacobs. Gereja dan Women’s Aglow Chapter mulai memintanya berbicara tentang doa syafaat. Dia menggali Firman Allah untuk menemukan cara bagaimana mengajar orang berdoa. Allah pun meningkatkan pelajarannya dengan mempertemukan Cindy dengan pemimpin-pemimpin doa seperti C. Peter Wagner, Joy Dawson, Dick Eastman dan BJ. Whilhite. Perjumpaannya dengan orang-orang ini membangkitkan semangatnya untuk dipakai Allah lebih dahsyat lagi.

Tapi konflik di dalam diri Cindy mulai timbul berkenaan dengan pelayanannya. Cindy merasakan Tuhan memimpinnya untuk pergi ke negara lain, namun banyak orang yang memberitahukannya untuk tetap tinggal di rumah sebagai ibu rumah tangga membesarkan kedua anaknya. Selama dua tahun ia bergumul tentang hal ini hingga akhirnya Allah membukakan semuanya bagi dirinya dan juga Mike, suaminya. Mereka berdua lalu terjun sepenuhnya ke ladang misi dan di tahun 1985 Cindy bersama Mike mendirikan Generals of Intercession (GI) yang melayani bidang doa syafaat atau doa peperangan rohani.

Cindy percaya bahwa gereja tidak efektif memenangkan bangsanya bagi Kristus karena orang Kristen kurang memahami strategi doa gaya militer. Seperti C. Peter Wagner dan orang-orang lain yang sadar akan pentingnya peperangan rohani, Cindy menghimbau umat percaya di seluruh dunia untuk memerangi kuasa kegelapan dengan doa yang terarah. Dia menantang orang Kristen untuk memerangi “roh-roh teritorial”. Bukunya yang diterbitkan pada tahun 1991 berjudul “Possesing the Gates of the Enemy” dianggap sebagai buku manual untuk doa peperangan rohani di mana-mana.

Pengalamannya yang luar biasa bersama Allah menjadikan Cindy memiliki banyak kisah peperangan rohani, dan ia suka bagikan kepada teman-temannya untuk menguatkan dan mendorong mereka untuk lebih bersemangat.

  • Pada tahun 1990 dia berbicara di dua seminar di kota Resistencia, Argentina. Pendeta lokal menunjukkan apa yang mereka rasakan sebagai roh-roh jahat yang menguasai kota itu termasuk San La Muerte, roh kematian yang disembah oleh penduduk setempat. Setelah waktu pertobatan, pemimpin Kristen lokal mengusir roh-roh jahat itu. Menurut penginjil Argentina Edgardo Silvoso, kota yang berpenduduk 400.000 itu sukar sekali dijangkau sampai waktu itu. Tetapi setelah roh-roh jahat itu diusir, keanggotaan gereja meningkat dua kali lipat, 18 jemaat baru didirikan dan walikotanya menerima Kristus
  • Di tahun yang sama, Cindy menubuatkan dalam pertemuan doa di kota Argentina, Mar del Plata bahwa meja judi di salah satu kasino terbesar di kota itu akan dilemparkan ke jalan. Dia juga menyatakan bahwa kasino itu akan menjadi tempat ibadah. Suatu pernyataan yang kelihatannya terlalu mengada-ada. Tapi, tepat 51 hari setelah didoakan oleh pendoa syafaat lokal, kedua nubuatan itu terjadi. Api merusak bagian kasino dan pemiliknya secara harafiah melemparkan meja judi ke jalan.
  • Pada tahun 1991, sekelompok pendoa syafaat di Brasilia mengincar kubu roh jahat ‘Karnaval’, setelah Cindy memberikan nubuatan bahwa Allah akan memakai arak-arakan “Berbaris Bagi Yesus” untuk menghentikan festival kegelapan itu. Para pendoa syafaat percaya bahwa ‘Karnaval’ adalah tenaga penggerak di balik pemberontakan yang terjadi di jalan-jalan di Brasilia. Menurut sumber Cindy di Brasilia, paling sedikit lima perayaan ‘Karnaval’ akhirnya ditutup pada tahun 1993.
  • Tahun 1993 Cindy memimpin doa pendobrakan di Jepang, dimana masyarakat Kristennya sedikit dan terpecah-pecah. Pemimpin rohani setempat berkata bahwa peristiwa itu penting artinya karena umat percaya baik karismatik maupun bukan bertobat karena terpisah satu sama lain. Beberapa bulan kemudian ketika diadakan KKR secara nasional yang pertama di Jepang, ribuan orang mengaku percaya kepada Kristus.

Cindy Jacobs tidak merasa takut dengan peranannya karena ia menguasai strategi peperangan rohani dan dia tahu bahwa ia akan menang. Di samping itu, dia percaya Allah memakai bejana yang lemah untuk menghasilkan hal yang besar bagi kerajaan Allah. Dan semuanya itu meneguhkan jenderal wanita ini untuk terus berperang bagi Kristus.

Sumber : http://www.sumbercerita.com

Juny Gunawan – Sharing Our Loves to All

June 12, 2008

Juny Gunawan

Tanpa kesan menggurui, Juny Gunawan memfokuskan penjelasannya tentang Indo-nesia Centre for Autism Resource and Expertise (IndoCARE). Institusi yang dipimpinnya. Ia berkali-kali berkelit ketika pertanyaan diarahkan kepadanya. Chairperson Yayasan Inti Nusa DharmaBhakti Optima, yang mengelola IndoCARE ini berulang menegaskan bahwa visi yang diemban tidak ringan. Menjadi pusat percontohan bagi pengembangan sumber daya dan pelatihan khusus untuk anak yang mengalami gangguan spektrum autisme. “Ini tugas yang tidak mudah,” katanya.

Meski sikapnya sangat rendah hati, profesionalisme kerja begitu melekat pada dirinya. Disiplin, tepat waktu, dan sistem kerja yang teratur. Hal itu tercermin juga pada staf IndoCARE yang terbilang muda. Ditemani Lenny Widjaja, Mary, dan kemudian Lulu serta Sisca, ibu yang sarat semangat ini menerima Robby Repi dan Daniel Grolus dalam sebuah wawancara di kantornya di Pantai Indah Kapuk, Jakarta. Berikut petikannya:

Motivasi apa yang mendorong Anda bergumul di dunia autis?
Saya sangat peduli terhadap pergumulan para orangtua dalam mengasuh dan mendidik anak-anak penyandang autisme. Anak-anak autis hidup dalam dunianya sendiri. Kalau dibiarkan mereka akan semakin jauh terasing. Akhirnya akan terjadi kesenjangan. Bukan saja antara anak dengan orangtua, tetapi juga anak dengan lingkungannya.

Apa yang rindu Anda berikan kepada mereka?
Perjuangan keluarga penyandang autis sangat berat. Jika kita mau gotong-royong membantu sesuai talenta kita, pasti akan indah. Sharing our loves to all. Mereka juga berhak mendapatkan damai sejahtera di keluarga dan lingkungannya.

Apa yang dimaksud autis dan mengapa berbahaya?
Autis merupakan kelainan perilaku. Penderita autis hanya tertarik pada aktivitas mentalnya sendiri, seperti melamun atau berkhayal. Gejala ini umumnya mulai terlihat ketika anak berumur tiga tahun. Jika tidak ditangani sedini mungkin maka semakin bertambahnya usia, akan semakin sulit bagi si anak untuk beradaptasi dengan lingkungan. Pertumbuhan otak si anak akan terganggu karena tidak mendapatkan stimulasi atau rangsangan untuk berkembang optimal. Si anak akan mengalami degradasi pada perkembangannya. Seseorang yang mengalami gangguan autisme perlu ditangani dengan memberikan stimulasi yang optimal seperti pemberian bermacam-macam terapi yang sesuai dengan kebutuhan anak.

Bagaimana Anda berproses mengenal autis?
Saya dulu guru Sekolah Minggu. Jadi, sudah suka mengajar anak kecil. Ketika dipanggil oleh para pendiri, saya kaget karena harus mengurus anak-anak yang spesial. Namun, kami punya hati untuk menerima tantangan.

Mengapa kepedulian Anda harus melalui IndoCARE?
Sebelumnya saya sudah mendidik anak-anak. Tetapi tidak pernah terlintas bahwa saya mendapat tugas untuk mengelola sistim manajemen suatu yayasan untuk memberikan pelayanan di bidang pendidikan. Apalagi ini bidang yang lebih khusus, pendidikan anak penyandang autis. Jadi, saya mulai belajar autis sampai ke Singapura, Rainbow Centre Singapore, pusat penanganan autis di negara tersebut. Saya tahu berdirinya IndoCARE merupakan bagian dari rencana Tuhan.

Mengapa institusi di Singapura itu yang Anda pilih?
Karena dekat dengan Indonesia. Kulturnya masih Asia. Jadi, tidak terlalu jauh berbeda. Kita tidak terlalu bersusah payah menyelaraskannya dengan kultur Indonesia

Tapi, tetap ada perbedaan dalam aplikasinya?
Benar. Kalau di sini problemnya tidak sedikit. Kami bergerak tanpa data, karena, misalkan, data penyandang autis di Indonesia yang sahih tidak ada. Padahal yang kami lakukan untuk membantu negara dan masyarakat. Tapi, kami memahami situasi ini dan tidak mengeluh. Mudah-mudahan apa yang kami lakukan bisa memberikan setitik cahaya di lorong yang gelap dalam penanganan autis.

Bagaimana proses berdirinya IndoCARE?
Berdirinya IndoCARE merupakan ide dan inisiatif dari Bapak Anthony Salim, kemudian didukung oleh mitra-mitra beliau lainnya: Bapak Sugianto Kusuma, Bapak Trihatma K. Haliman, dan Bapak Susanto Kusumo. Mereka ini yang sekarang sebagai pembina yayasan. Secara pribadi, mereka peduli dan tulus ingin mendukung, membantu, dan meringankan permasalahan autisme. Mereka terbeban karena menemukan pengalaman nyata di antara keluarga dan karyawan mereka. Jadi, sungguh beruntung kami mempunyai donatur pribadi yang peduli kepada anak-anak spesial ini.

Apa andil mereka bagi tercapainya tujuan IndoCARE?
Kontribusi mereka teraplikasi di visi dan misi IndoCARE. Kami “terpanggil” untuk membantu mengelola mencapai tujuan visi dan misi tersebut melalui solid teamwork to serve. Para fasilitator dana dan fasilitas adalah keempat inisiator yang juga pembina yayasan. Manajemen melakukan pengelolaan untuk mencapai tujuan visi dan misi. Sedangkan pelaksana di lapangan adalah para guru dan terapis.

Mengapa Anda yang dipilih untuk menangani institusi ini?
Saya tidak tahu. Tapi saya yakin ini bukan merupakan kebetulan. Tuhan sudah merencanakan dan menaruh saya di tengah institusi ini. Sungguh saya merasa sangat terhormat memperoleh kesempatan ini.

Bagaimana Anda menyelaraskan kepercayaan ini dengan iman Anda?
Sebagai saksi iman kristiani, saya dapat sharing-kan betapa saya bahagia dan bersyukur mendapat kesempatan indah untuk menolong sesama, anak-anak, dan keluarga mereka. Walau sejujurnya IndoCARE bukan pilihan saya, karena saya tidak memahami dan mempunyai kemampuan pendidikan khusus tersebut, tetapi saya mau belajar taat untuk mendengar panggilan-Nya.

Kendala apa yang Anda temui dalam merintis institusi ini?
Sangat banyak. Sebagai institusi yang masih muda, prasangka dan kecurigaan sering dilayangkan kepada kami. Padahal institusi ini murni yayasan. Tidak mencari keuntungan. Pada awal-awal juga kami kesulitan memperoleh tenaga ahli. Tenaga ahli yang ada sudah memiliki atau mengelola institusi sendiri. Tetapi, sekarang kesulitan itu sudah kami lewati. Kami sedang maju secara perlahan dan mendapatkan dukungan dari orang-orang sekeliling kita, termasuk dari Bahana yang menampilkan “pelayanan kita” untuk mau berbagi kasih kepada anak-anak penyandang autisme.

Bagaimana Anda merefleksikan perjuangan tersebut dalam tataran iman?
Tidak ada kata yang tepat. Sungguh Tuhan luar biasa memilih kami, bukan hanya saya, untuk masuk dalam rencana-Nya yang indah melalui IndoCARE. Saya yakini hal ini karena selama perjalanan mengelola, kami merasakan betapa Ia ada beserta IndoCARE.

Apa misi institusi yang Anda pimpin?
Mengadakan penyuluhan melalui seminar, workshop tentang autisme kepada masyarakat pada umumnya. Mengadakan pelatihan kepada para profesional, orangtua, dan pengasuh yang menangani anak-anak penyandang autisme. Memberikan intervensi/penanganan dini kepada anak-anak penyandang autisme yang berusia 2,5 tahun sampai 8 tahun. Yang kami lakukan saat ini adalah edukasi untuk anak-anak penyandang autisme secara langsung maupun edukasi bagi orang-orang dewasa yang terlibat dengan anak-anak penyandang autisme.

Nilai-nilai Kristen apa yang Anda terapkan?
Kasih. Kasih yang luar biasa. Kasih yang tanpa batas. Bukan hanya untuk orang yang seiman saja. Jadi, kalau ada yang perlu ditolong, Tuhan akan tolong. Kalau menolong orang tidak kenal kaya dan miskin, tapi memang orang itu patut ditolong. Kalau orang menolong karena kesamaan saja, itu bukan Kristen. Oleh sebab itu kami yang ada di sini bangga sebagai orang Kristen.

Kalau diberikan kesempatan untuk lahir kembali, Anda tetap memilih menjadi perempuan?
Ya, saya sungguh bangga menjadi perem-puan. Dalam hidup itu kita harus berbuat sesuatu yang dampaknya besar. Kalau dikumpulkan, perempuan itu pergerakannya bagus dan sangat kompak.

Bagaimana Anda membagi waktu antara kesibukan dengan keluarga?
Dalam hidup saya punya rencana. Pada saat saya muda, saya aktif di Gereja Bala Keselamatan. Pada saat pelayanan saya tidak hanya aktif sebagai jemaat, tapi saya mau ambil bagian kegiatan. Jadi, apa yang bisa saya berikan, saya akan berikan secara maksimum. Pada saat menikah, saya mundur dari semua kegiatan karena saya punya tanggung jawab terhadap suami dan anak-anak. Sekarang anak-anak sudah dewasa, waktu saya cukup banyak. Saya gunakan waktu tersebut untuk melayani. Jadi, rasa haus untuk melayani itu besar. Kami yakini DIA yang akan melengkapi kekurangan kami dan kebutuhan pelayanan ini. Yang terpenting dalam hidup ada perencanaan yang baik.

(Juny Gunawan adalah ibu dari tiga putera. Lahir di Jakarta 30 Juni 1954. Pecinta anak-anak ini pernah menjadi guru Sekolah Minggu di Gereja Bala Keselamatan, Mangga Besar, Jakarta. Ia kemudian terpanggil mendirikan kursus bahasa Inggris TEAM Education di Kelapa Gading, Jakarta (1995). Berlanjut kemudian dengan memperoleh tugas dari pendiri Yayasan Inti Nusa Dharma Bhakti Optima (Yayasan INDO) untuk bersama Ibu Lenny Widjaja mengelola visi dan misi yayasan tersebut di Pantai Indah Kapuk dalam institusi IndoCARE.)

Yuanita Christiani – Tuhan Tidak Tinggal Diam

May 28, 2008

Yuanita Christina
Kejadian pahit pernah menghampiri Yuanita Christiani (22). Beberapa hari sebelum syuting, kontrak yang sudah disepakati tiba-tiba diputus sepihak. Tapi, Nita tak menyerah.

Nita, panggilan akrab anak kedua dari tiga bersaudara ini duduk di sofa krem berukuran besar. Siang itu, ia terlihat begitu segar. Kulit putihnya tampak kontras dengan sack dress ungu yang membalut tubuh semampainya. Rambut pendek berponi yang menutupi seluruh dahinya, membuat si pemilik wajah oriental itu terkesan aktif dan dinamis.

SELEB CURHAT DAN ESPRESSO

Satu public figure. Satu orang awam. Dari barisan bangku penonton, tepat di baris pertama duduk pelatih. Menatap tajam kedua anak binaannya yang tengah pentas di panggung. Juri tak kalah seriusnya memperhatikan gerakan demi gerakan. Program apakah yang dimaksud? Seleb Dance. Bersama Panji, rekannya yang kocak, keduanya memandu acara Seleb Curhat-membahas keseharian peserta Seleb Dance di ANTV. Sesekali ia tertawa lepas, mengulas gaya lucu nan unik para public figure di sela-sela latihan maupun saat tampil. Tak jarang rasa mellownya pun tertangkap kamera tatkala keduanya membahas peristiwa yang mengharu biru di antara penari, seleb dan pelatih. Gaya kenesnya dalam membawakan Seleb Curhat terlihat pas dengan sosok model iklan shampo ini. Yuanita Christina

Lain Seleb Curhat lain pula gayanya sebagai pemandu acara infotainment, Espresso. Memandu acara tersebut, pembawa acara Quiz Liga Italy ini tampil ceriwis dalam memaparkan tiap berita rekan artis sesamanya, tapi tetap tampil cantik. Banyak bekerja dengan stasiun tivi tersebut, Nita menganggapnya sebagai keluarga. “Karena sudah dekat, mereka sudah aku anggap sebagai keluarga. Yang nggak mungkin aku lupa saat crew mem-buat pesta kejutan di hari ulang tahunku,” ulas perempuan yang sempat merasa nggak pede jadi bintang iklan.Sebagai pemandu acara tari ia dituntut bisa menari, bukan hanya sekadar tahu. “Aku kan orangnya kaku. Gak bisa nari. Biar lebih luwes membawakan acara ini, aku diberi waktu untuk kursus. Mulai dari salsa, dangdut, chaca, dan R&B, sekarang aku su-dah lumayan menguasai. Sekarang jadi kepingin mahir lagi,” ucapnya sambil tersenyum. Niat alih profesi ya?!

Kedua acara tersebut cukup ampuh mengorbitkan namanya di bidang presenter. Mengapa? Pasalnya ini adalah tahun kelima ia wara-wiri di dunia hiburan. Sebelumnya D’Trex dan Berbagi Suami sempat memasang wajahnya. Menelisik jauh ke belakang, berbagai iklan mulai dari shampo, sabun sampai mie instant telah ia bin-tangi. “Aku percaya Tuhan punya waktu untuk masing-masing anak-Nya. Dan sekarang bagianku.”

Tak takabur dengan berkat Tuhan saat ini, ia juga menyadari persaingan itu tak terhindarkan. Bukan saja ketika namanya melangit. Dari pengalamannya, kapan pun ia dapat tersingkir. “Tiap hari banyak muncul yang lebih cantik. Pernah satu kali ketika sudah deal untuk suatu acara, tiba-tiba aku tersingkir karena ada model baru,” ujarnya tanpa bisa lupa kekesalannya saat itu. Hal inilah yang mempersiapkan dirinya untuk lebih berlapang dada. “Kecewa? Pasti! Tapi setelah berpikir tenang, aku melihatnya itu bukan rezeki aku. Akhirnya aku tetap bisa bersyukur,” jelas juara satu Yamaha Electone Festival Tingkat DKI Jakarta semasa sekolah.

BERPENGHASILAN, LEGALITAS HIDUP BEBAS

Memulai karier sebagai bintang iklan ketika masih berseragam putih abu-abu secara otomatis ia punya penghasilan sendiri. Tapi justru karena punya uang sendirilah yang mengantarkannya pada satu kesedihan tertinggi. Dirinya terpuruk dan kosong. Mahasiswa London School ini menyebutnya sebagai masa transisi perpindahan usia. “Satu masa di mana aku harus berperang melawan egoku. Apa-lagi sifat dasarku keras. Apa yang mau aku lakukan pasti aku lakukan. Aku pikir punya duit sendiri jadi lengkaplah kesombonganku.”

Merasa mampu hidup mandiri dan bertindak semaunya, jadi pilihannya. Kemandirian yang tidak tepat membuat Nita jauh dari keluarga. Apa yang dilarang itulah yang dilakukan. Bahkan jauh dari Tuhan. “Saat itu aku menjadi orang yang nggak mau dinasehatin. Tidak perlu ke gereja. Hubungan dengan Tuhan aku sepelekan. Parahnya nggak butuh Tuhan. Nggak ada yang lebih penting selain senang-senang!” kenangnya. Selama masih hidup masalah akan selalu ada. Saat merasa masalah yang ia alami tak sanggup lagi dibendungnya, maka timbullah pemberontakan. “Masalah demi masalah datang, diperparah aku tipe penyimpan. Apa-apa aku simpan sendiri. Dan itulah puncaknya,” paparnya tanpa mau berbagi lebih rinci tentang persoalannya.

DIMERDEKAKAN FIRMAN

Usai sibuk dengan kepentingan diri sendiri. Ia kelelahan juga. Kini tinggalah ia yang tak tahu harus apa. Dalam kegamangan seorang teman mengatakan, kalau kamu mau berserah pada Tuhan, berserah total jangan setengah-setengah. Dasar Nita, ia tak langsung bisa percaya. Ia memilih menyendiri untuk mencari tahu apa sesungguhnya yang ia butuhkan.

Kesepian. Kosong. Hampir saja mengantarkannya bunuh diri. Belum sempat hal itu terjadi, ia meraih Alkitab. Buku tentang Allah, pribadi yang selama ini tak terlalu ia gubris. “Aku sangat bingung dan kacau banget. Aku buka Alkitab dan langsung terlihat dari 1 Korintus 10, yang mengatakan pencobaan-pencobaan yang aku alami pencobaan biasa dan sebenarnya aku sanggup melewatinya,” jelasnya tanpa lupa mengakui ia lupa ayat berapa. Nita tak memilih kitab apa yang akan dibacanya. 1 Korintus 10 : 13 terbuka dihadapannya. Selesai membaca ia sungguh dikuatkan. “Itulah titik balik dalam hidupku. Tahu dan sadar sepenuhnya Tuhan tidak tinggal diam. Dia merangkul aku,” ceritanya dengan mata berair. Air dikelopak matanya tak terbendungkan.

Meski kerap ia menumpahkan egonya pada keluarga, pertalian darah tetap tak terpisahkan. Kasih yang kuat itu tetap ada. “Padahal aku anak yang kurang ajar pada keluarga. Tapi mereka tetap sayang dan peduli.”Kesadarannya tak hanya manis dalam ucapan. Ia membuktikannya. “Perubahan dan kembalinya aku juga karena keluarga. Karenanya dengan kejadian itu aku jadi lebih kuat dan makin sayang keluarga,” kisah perempuan yang selalu beribadah tiap minggu bersama keluarga di GBI IKM Honda.

Kecuali di atas, yang sangat dirasakan talent iklan salah satu bank ini adalah selalu ingat ia Anak Tuhan. “Nggak bisa lupa kalau aku anak Tuhan. Ini membuat aku selalu bersyukur dalam segala hal. Termasuk ketika aku sedang nggak ada pekerjaan aku tetap bisa bersyukur,” cerita perempuan yang saban malam bersaat teduh ini. Kalau sekarang nggak pernah sepi job lagi kan?!

HIDUP ADALAH PELAYANAN

Kendati hidupnya pernah kacau, Nita yang ramah ini sempat aktif pelayanan, sebagai pemain keyboard. “Selama SMP aku main musik di gereja. Untuk sekarang ini belum bisa bagi waktu. Jadi vakum dulu.” Vakum pelayanan di gereja bukan lantas berhenti berbakti pada Tuhan. Hidupnya sekarang ini juga merupakan sebuah pelayanan yang Tuhan percayakan. “Hidup aku termasuk kegiatan sehari-hari yang aku jalani ini adalah bagian dari pelayanan.”

Misalnya, ia mencontohkan, ketika diundang sebagai bintang tamu ia akan menyaksikan perjalanan dan kisah hidupnya. “Dengan begitu aku bisa memberkati orang,” imbuhnya singkat.Masih tentang berbakti, presenter cantik ini tak alpa untuk memberikan persepuluhan. Bukan untuk sombong-sombongan tapi ia ingin bersaksi bahwa tak selamanya artis lupa Tuhan. “Aku selalu terapkan persepuluhan. Atau pun ucapan syukur lewat adikku yang setiap bulan rutin mengunjungi panti asuhan bersama komselnya,” cerita Nita.

Bila sedang menjalani profesinya maka inilah yang dilakukannya, berdoa. Menurutnya hal itu sederhana saja, tapi ia melakukannya dengan sepenuh hati. Bukan hanya berdoa seorang diri, dipastikan ia selalu mengajak crew satu produksi untuk berdoa sebelum syuting. Penikmat jus buatan sang mama tiap pagi ini mengaku hidup adalah pelayanan. Jadi tak selalu harus dari mimbar untuk mengartikan pelayanan. Selama kita hidup itu pula yang kelak akan kita persembahkan pada Tuhan. Demi hal ini Nita tak main-main. Pemikiran serupa juga pernah terucap dari sang bunda. “Mama pernah bilang, mata mama cuma dua. Mama nggak tahu kamu ngapain aja. Tapi mata Tuhan ada di mana-mana. Ia tahu apa pun yang kamu lakukan,” tiru Nita. “Jadi prinsipnya takut Tuhan saja!” kata Nita.

Sumber : Bahana-Magazine.com

Sandra Angelia Sebagai Miss Indonesia 2008 (2)

May 23, 2008

Miss Indonesia 2008, Sandra Angelia, hari ini (23/05) pulang ke kampung halamannya di Surabaya untuk kali pertama setelah kemenangan di Jakarta. Tidak sekadar pulang ke rumah, Miss Indonesia yang juga menyandang gelar Miss Favorit itu akan menjalani rangkaian aktivitas yang padat.

Sesuai agenda yang disusun, Sandra dijadwalkan tiba di Bandara Juanda, Jumat (23/5) sekitar pukul 09.30 WIB. Setelah menjalani prosesi penyambutan, rombongan akan melanjutkan perjalanan dengan melakukan beberapa kunjungan.

Di hari pertama, gadis yang banyak menghabiskan masa pendidikannya di Australia itu juga menyempatkan diri menjalani ibadah. Bersama jemaat gereja dan keluarga, Sandra akan menjalani kebaktian ucapan syukur di gereja Bethany Manyar. “Di acara itu sebenarnya Sandra melakukan ibadah syukur kecil-kecilan, bersama keluarga dan teman-temannya,” terang Daniel Lukas Rorong, event organizer yang mengurus kepulangan Sandra.

Di hari yang sama Sandra Angelia datang ke Harian Surya di Jalan Raya Margorejo Indah D-108 Surabaya. Sandra dengan gembira menyatakan akan mengunjungi Surya.

Dia paham, hari pertama datang di Surabaya jadwalnya begitu ketat. Tetapi dengan senang hati dia datang ke Surya karena sejak masa karantina, Surya ikut mensuport dan mempromosikannya melalui beberapa kali pemberitaan.

Meski begitu, Sandra minta maaf karena tak bisa banyak memberikan waktu yang hanya tiga hari di Surabaya.
Meski lama menghabiskan masa hidup di Australia, anak pasangan Yusak Hadisiswantoro dan Asti Tanuseputra ini tak lupa pada provinsi yang diwakilinya. Karena itu kolektor sepatu high hells ini akan bertemu dengan Gubernur Jatim, Imam Utomo, dan Wali Kota Surabaya, Bambang DH.

Meski harus banyak menebar senyum ke berbagai instansi, sebenarnya dari seluruh rangkaian acaranya selama tiga hari di Surabaya, justru kegiatan sosialnya yang paling menonjol.

Nyaris setengah dari seluruh acara dilakukan untuk aksi sosial mulai dari memberi sumbangan ke Rumah Sakit Bersalin IBI, pesta ulang tahun bersama anak-anak di panti asuhan dan Sanggar Alang-alang, dan berbagi kasih di Panti Asuhan Matahari Terbit.

“Biarlah ayah dan ibunya melayani di gereja tetapi Sandra harus aktif dalam masyarakat. Dia harus terjun langsung,” kata Asti menanggapi kecintaan Sandra pada aksi sosial.

Sandra Angelia menjadi Miss Indonesia 2008 (1)

May 23, 2008

Sandra Angelia
KEBERHASILAN Sandra Angelia (24) menjadi Miss Indonesia 2008 pada hari minggu (18/05/08 ) kemaren, membuat bangga. Persiapan untuk menyambut Sandra sudah disiapkan. Tetapi tak ada yang bisa memastikan kapan anak kedua dari tiga bersaudara itu bisa pulang ke Surabaya. Bahkan ibunya, Asti Tanuseputra yang terus mendampingi hingga puncak acara, tak bisa menyebutkan kapan Sandra menjenguk rumahnya di Surabaya. Tetapi karena Minggu ini Asti harus mengadakan pelayanan di gereja, maka ibu Sandra pulang lebih dulu.

Menurut beberapa kerabat yang ditemui di rumahnya di Nginden, Surabaya, kapan pun Sandra pulang, semua sudah disiapkan. Bahkan menurut Daniel Rorong yang mengaku menjadi event organizer untuk menyambut kedatangan cucu pemilik (Pdt. Prof. DR. Abraham Alex Tanuseputra,Ph.D) gereja Bethany ini, Sandra harus rapat dulu dengan RCTI karena jadwalnya langsung padat begitu kemenangan ada di tangannya.

Yang jelas, menurut Daniel, dalam minggu ini Sandra dijadwalkan pulang ke Surabaya untuk kali pertama setelah menyandang gelar Miss Indonesia. Menurut Daniel yang juga salah satu warga jemaat gereja Bethany, pada kesempatan itu Sandra akan bertemu keluarga besarnya. Selain itu juga diagendakan sowan kepada para pejabat.

Sebagai Miss Indonesia asal Jatim, gadis yang banyak menghabiskan masa pendidikan di Australia itu setidaknya akan bertemu dengan Wali Kota Surabaya Bambang DH dan Gubernur Jatim Imam Utomo. “Kami belum bisa mengatakan agendanya karena masih menunggu keputusan dan hasil pertemuan Sandra, keluarga, dan pihak penyelenggara di Jakarta, Senin (19/5) lusa,” ujar Daniel ketika dihubungi, Sabtu (17/5).

Mendengar Sandra akan pulang dalam waktu dekat, keluarga menyambut gembira. Juga kakaknya, Billy Zakharian. Ketika bersekolah sejak SMP di Perth, Australia, mereka sangat dekat. Maklum, Billy dan Sandra tinggal berdua di sana. “Waktu pertama tinggal dan masuk di asrama di Australia, ia sempat menangis tetapi justru dari situ proses kedewasaannya terbentuk,” ujar Billy ditemui di rumahnya di daerah Manyar, Surabaya.

Tetapi dengan cepat Sandra memiliki banyak teman. Rasa rindu pada keluarga pun hilang. Apalagi karena kesibukan orangtuanya memberi pelayanan di gereja, mereka tak bisa terlalu sering mengunjungi Sandra. Paling-paling opa dan omanya, Pendeta Abraham Alex Tanuseputra yang sering menjenguk.

“Sandra itu orangnya fokus. Jika dia menginginkan sesuatu, maka sulit dibelokkan,” cerita Billy. Diingatnya, karena Sandra mengoleksi sepatu berhak tinggi dan tas, seringkali dia menyiasati omanya ketika berkunjung.

“Minta uang untuk beli permen. Eh… yang dibelikan cuma sedikit, sisanya ditabung. Begitu oma datang lagi, dia pakai siasat yang sama. Akhirnya tas incaran pun terbeli,” kata Billy tertawa.

Meski urusan hobi dan karier sangat fokus, ternyata untuk urusan cowok, penggemar talk show Oprah Winfrey ini lebih konservatif. Menurut Asti, anaknya itu selalu terbuka membicarakan lelaki yang sedang dekat. “Tapi saat ini sepertinya dia tak punya teman yang sangat dekat. Sekarang sedang serius dengan karier,” kata Asti.

Sisi Gelap Dr.Morris Cerullo

May 15, 2008

Salah seorang pemimpin dari Tv Network Inspiration, yang saat ini berpusat di Fort Mill, Amerika menghadapi tuntutan pengadilan karena tuduhan penggelapan pajak. Dia adalah Dr.Morris Cerullo yang membangkitkan Tv Network Inspiration dari kebankrutan yang disebabkan oleh pemilik sebelumnya, Jim Barkker’s dari PTL Ministry. Hal ini menjadi head line sebuah website yang mencermati para televangelish.

Hal ini terjadi hanya dalam 15 tahun setelah Morris Cerullo mengambil alih pelayanan Tv Network Jim Bakker’s yang hancur. Apakah Dr.Cerullo juga melakukan kesalahan yang sama seperti Jim yang harus merasakan penjara?

Atas tuntutan tersebut, kuasa hukum Dr.Cerullo menyatakan, “Dr.Cerullo sangat kecewa sekali dengan tuduhan yang diberikan dan menyatakan bahwa dirinya tidak bersalah dan hal itu akan dia buktikan.”

Dr.Morris Cerullo yang juga pemimpin Morriss Cerullo World Evangelism, sekalipun menghadapi tuntutan dari pihak berwajib itu dengan tuduhan berbohong tentang penghasilan pibadinya tahun 2007 lalu, di website resminya mengklaim bahwa tahun 2007 merupakan tahun Terobosan Finansial.

Penuntut dari badan federal menyatakan bahwa uang yang dipertanyakan tersebut adalah tentang persembahan yang diterima Dr.Cerullo dari KKR yang dijalankannya dan juga persembahan kasih sebagai pembicara yang ia terima. Uang yang diterimanya tersebut diklaim bahwa dianggap sebagai uang pribadi Dr.Cerullo dan tidak masuk kedalam arus kas organisasi. Selain itu juga asset pribadi seperti rumah dikawasan elit berharga ribuan dolar juga beberapa pesawat jet pribadi menjadi bahan perbincangan yang miring terhadap Dr.Cerullo.

Masalah keuangan merupakan hal sensitif dimanapun. Tuntutan seperti diatas bukanlah pengalaman pertama bagi Dr.Morris Cerullo, pada tahun 2001 dia pernah menghadapi tuntutan serupa.

Pelayanan tanpa ditunjang fasilitas dan keuangan yang kuat juga tidak bisa berjalan dengan baik. Namun sudah selayaknya bahwa gereja dan organisasi pelayanan yang membawa nama Tuhan didalamnya, sudah seharusnya bersih dan bisa mempertanggung jawabkan keuangannya secara profesional. Pelayanan merupakan perpanjangan tangan Tuhan bagi sesama, dan didalamnya banyak umat yang terlibat mempercayakan pemberian kasih mereka. Harapan terbesar adalah agar pernyataan kasih umat itu dapat digunakan dan disampaikan untuk menjamah kehidupan mereka yang belum merasakan kasih Tuhan. Maka selain Tuhan, sudah selayaknya umat pun menuntut pertanggungjawaban yang transparan.

Sumber

Morris Cerullo – Menyampaikan Suara Kenabian bagi Bangsa-bangsa

May 15, 2008

Morris Cerullo dikenal sebagai nabi dan rasul bagi bangsa-bangsa. Selama lebih dari 50 tahun, Tuhan telah memakai Morris untuk menyampaikan pesan-pesan profetik kepada Tubuh Kristus di seluruh dunia.
Selama lebih dari 1/2 abad pelayanannya kepada bangsa-bangsa di dunia, Morris mengatakan bahwa Tuhan telah menempatkan dirinya di garis depan dalam perang doa. Dalam salah satu bukunya, Urapan Dahsyat di Akhir Zaman, Morris mengajarkan umat Tuhan untuk berjalan dalam pewahyuan baru, iman dan keberanian untuk memanjatkan doa-doa profetik, dan bergerak dalam dimensi kuasa dan otoritas yang baru untuk penuaian di akhir zaman dan hidup berkemenangan.“Allah sedang membawa kita ke dalam suatu dimensi otoritas yang baru dalam doa kita sehingga kata-kata kita, yang diucapkan dengan otoritas dan didasarkan atas janji-janji Allah, akan memampukan kita untuk menghadapi setiap benteng musuh. Anda akan menghancurkan kubu-kubu dalam keluarga Anda, rumah tangga Anda, masyarakat Anda, dan bangsa Anda,” tandasnya.

DARI GARASI MENJANGKAU DUNIA

Pesan utama pelayanan Morris adalah Yesus Kristus tetap sama kemarin, hari ini, dan selama-lamanya (Ibr. 13:8).Morris mendirikan Morris Cerullo World Evangelism (MCWE) pada 1961 dengan pusatnya di San Diego, Amerika Serikat. Ia mengawali pelayanan ini dari garasi rumahnya. Pelayanannya berkembang pesat dan mendunia. MCWE dikenal sebagai pelayanan di mana matahari tidak pernah terbenam. Setiap waktu, setiap hari di seluruh dunia pelayanannya terus berlangsung. Kantor MCWE ada di sejumlah negara seperti Inggris, Belanda Kanada, Rusia, Afrika, Amerika Selatan, Filipina, dll.

Tahun 1962 di Porte Alegro, Bazil, Tuhan memberi Morris visi, mandat untuk membangun orang-orang percaya yang terlatih menjadi pasukan Tuhan yang besar dan aktif untuk mengatasi kegelapan dan menyebarkan terang Injil Kristus. Pasukan ini diberi nama God Victorious Army, terdiri dari berbagai bangsa yang terlatih untuk membawa Injil ke desa-desa, kota-kota, dan suku-suku bangsa dengan urapan yang sama dengannya. Dr. Cerullo telah melakukan perjalanan pelayanan ke banyak negara di dunia untuk membangkitkan orang-orang di setiap negara yang dikunjunginya. Tujuannya agar mereka dapat menjangkau jiwa-jiwa di negara mereka sendiri bagi Kristus. Pelayanan MCWE meliputi KKR massal disertai mukjizat dan kesembuhan ilahi, Sekolah-sekolah Pelayanan (School of Ministry/SOM), Penjangkauan Dunia Orang Yahudi (Worldwide Jewish Outreach), dan siaran radio dan televisi selama 24 jam setiap hari melalui Inspirational Satellite Christian TV Network.

Pengajaran SOM atau yang serupa dengan itu juga populer dan banyak diadopsi oleh sejumlah gereja di Indonesia. Morris menyadari bahwa kunci untuk penginjilan dunia adalah melatih pelayan-pelayan yang akan membawa pesan Injil kepada bangsanya. Orang Afrika menjangkau sesama orang Afrika, orang Asia menjangkau Asia, dst. Melalui SOM, Dr. Cerullo berhasrat untuk melatih, melengkapi, dan membagikan (impartasi) urapan dari hidupnya kepada orang-orang percaya sehingga mereka dipakai Tuhan melakukan pekerjaan-Nya (Yoh. 6:28).

Sementara itu, Morris yang berdarah Yahudi memiliki beban besar untuk menjangkau sesama orang Yahudi melalui Worldwide Jewish Out-reach. Sejak awal, salah satu pernyataan misi pelayanannya adalah ”Menjadi saksi bagi setiap orang Yahudi bahwa Yesus adalah Mesias”. Untuk itu, tahun 1963-1964, buklet Jeshua Hamashiah didistribusikan ke Israel disertai dengan kupon permintaan Alkitab gratis bagi pembaca yang berminat. Program ini mendapat respons sekitar 5.000 permintaan Alkitab. Tahun 1994, mulai dibuka kantor pelayanan di Yerusalem untuk menjawab pertanyaan seputar Mesias. Pada 23-25 Januari 1996, berhasil digelar Konferensi Internasional Israel MCWE yang perdana. Misi terakhir yang tengah disiapkan adalah The “Big Coat” Outreach, sebuah pelayanan menjangkau 10 kali lipat jiwa-jiwa dalam agenda 5 tahun yang mencapai puncaknya pada 2010.

NABI & RASUL BANGSA-BANGSA

Morris Cerullo lahir di New York, 1932. Pada usia 2 tahun, Morris kehilangan kedua orangtuanya dan diasuh di panti asuhan Yahudi Ortodoks Daughters of Miriam. Ketika 14 tahun, ia menemukan bahwa Yesus Kristus adalah Mesias (Juruselamat). Ia menerima panggilan ilahi, supernatural dari Tuhan untuk berkhotbah pada usia 15 tahun ketika Tuhan membawanya ke surga dan menyatakan diri-Nya dengan visi supernatural. Sejak itu hingga kini Morris tidak pernah ragu dengan komitmennya dan bersemangat untuk menggenapi Amanat Agung untuk membawa tuaian jiwa-jiwa dari seluruh dunia. Perjumpaannya dengan Kristus telah melahirkan pelayanan global yang terus berlanjut menjangkau dunia dengan kuasa ilahi bagi orang-orang yang terluka. Morris menikahi Theresa pada 1951. Pernikahan mereka dianugerahi tiga anak, David, Mark, dan Susan. Theresa Cerullo menjadi bagian yang efektif dan energik dalam pelayanan MCWE. Dia senang dengan julukan ”Mama” oleh jutaan orang di dunia.Tuhan telah memakai Dr. Cerullo untuk merintis pelayanan luar negeri dan membuka banyak negara yang dianggap tertutup bagi Injil. Pelayanannya disertai dengan manifestasi kuasa mukjizat Tuhan. Ia pun dikenal sebagai penginjil kesembuhan.

MENGUATKAN GEREJA MELALUI KATA-KATA PROFETIK

Dr. Cerullo juga dikenal dengan kata-kata nubuatnya. Tuhan memakai Morris dengan kata nubuat untuk menyiapkan umat-Nya atas apa yang akan terjadi. Sejak 1970 hingga 14 tahun berturut-turut ia bernubuat bahwa Tirai Besi akan runtuh. Pada 9 November 1989, Tembok Berlin runtuh. Tahun 1990, saat Rusia terbuka bagi Injil, Tuhan mengirimnya ke Moskow. Sekitar 10.000 orang hadir di Izmyloski Sports Hall untuk KKR penginjilan dan kesembuhan yang pertama kali sejak Revolusi Bolshevik.Pada awal 1998, Morris mendapat pesan Tuhan untuk bersiap ke Indonesia guna menggelar seminar dan KKR. Ia pun mengadakan KKR di Surabaya dan Jakarta pada 30 April – 1 Mei 1998 yang dihadiri ribuan orang. Selama KKR ini Tuhan memberikan kata-kata nubuat bagi gereja di Indonesia. Ia berkata, ”Tuhan pegang kendali, bukan pemerintah ataupun setan, tetapi Tuhan. Engkau tidak perlu takut. Tuhan pegang ken dali atas umat-Nya.” Dua minggu setelah acara itu, Indonesia mengalami bencana ekonomi dan politik. Bank-bank kolaps. Pecah tragedi kerusuhan Mei 1998. Rumah-rumah dijarah dan dibakar. Situasi pun menjadi anarki total dan ribuan orang terbunuh.

MEMBUKA WILAYAH SPIRITUAL

Sejak 1999, Morris memulai wilayah spiritual baru di banyak bangsa yang dianggap tertutup bagi Injil dan membuat sejarah spiritual di Timur Tengah. Sekitar 22.000 orang dari 11 negara Timur Tengah menerima terobosan spiritual. Dalam sebuah pertemuan bersejarah pada 6 Februari 2000, ia bertemu dengan Raja Abdullah dari Yordania. Raja Abdullah memberikan dukungannya bagi Konferensi Internasional Timur Tengah di Amman, Yordania yang diselenggarakan pada 19-22 September 2000. Acara ini dihadiri sekitar 2.200 utusan dari 17 negara di Timur Tengah.Banyak penghargaan telah dianugerahkan pada Morris Cerullo termasuk Doctor Divinity dan kemanusiaan oleh pemimpin-pemimpin akademik, spiritual, dan presiden sejumlah bangsa sebagai pengakuan atas pencapaian dan kontribusinya bagi penginjilan dunia.

Morris telah menulis lebih dari 50 buku, di antaranya: Two Men From Eden, The New Anointing, You Can Know How To Defeat Satan, Son, Build Me an Army, Journey into the Promised Land: Daily Devotions for the New Millennium, God’s Victorious Army Bible, Spiritual Warfare Financial Bible, Healing Bible, The Prophecy Bible and Financial Classic. Dalam sebuah wawancara de ngan majalah profetik-apostolik The Voice, Morris menyebutkan 3 hal terbesar yang dipelajari selama 57 tahun pelayanan nya. “Pertama, kerjakanlah pekerjaan Tuhan. Artinya, prioritas Tuhan men-jadi prioritas kita secara total dan menyeluruh. Kedua, bekerja sesuai dengan waktu Tuhan. Ketiga, hadapi kekuatan negatif dari orang tidak percaya,” ungkapnya.Selama bertahun-tahun, Morris Cerullo terus menjaga hubungan dengan ”putra dan putrinya dalam Injil”. Pengajarannya, khotbah, pelatihan, pelayanan profetik dan konselingnya terus berkembang di seluruh dunia.

Sumber